Banda Aceh – Di sebuah kedai kopi sederhana di pojok Gampong Lambaro, suasana berbeda terlihat pagi itu. Babinsa Lampaloh Serma Anwar dan Bhabinkamtibmas Bripka Herman duduk bersila bersama warga, ditemani secangkir kopi panas dan gorengan hangat. Percakapan mengalir santai, namun penuh dengan makna.
“Ngopi di sini bukan hanya soal menikmati kopi, tapi soal mempererat hubungan,” kata Serma Anwar.
Ia dan Bripka Herman memang kerap menggunakan pendekatan informal seperti ini untuk berkomunikasi dengan masyarakat. Bagi mereka, kedai kopi adalah ruang terbuka untuk mendengar langsung aspirasi dan keluhan warga.
Pada kesempatan itu, beberapa warga menyampaikan isu seputar kondisi infrastruktur jalan desa yang butuh perbaikan, hingga permasalahan hama yang menyerang tanaman padi. Bripka Herman dengan sigap mencatat semua masukan.
“Kami akan koordinasikan ini dengan pihak-pihak terkait. Warga tidak perlu khawatir, kami selalu berusaha mencari solusi terbaik,” ujarnya.
Obrolan juga diisi dengan diskusi ringan soal pentingnya menjaga kerukunan, terutama menjelang pelaksanaan pemilu serentak.
“Kita semua punya tanggung jawab menjaga desa ini tetap damai. Kalau ada masalah, jangan ragu untuk segera lapor ke kami,” pesan Bripka Herman dengan nada ramah.
Kegiatan ini menunjukkan bahwa dialog yang hangat dan penuh keterbukaan bisa menjadi kunci dalam menciptakan kedamaian dan keharmonisan di tengah masyarakat. Dari kedai kopi sederhana, semangat kebersamaan terus tumbuh, menjadi inspirasi bagi desa-desa lainnya.