“Kopi adalah media yang menyatukan,” ujar Koptu Sutrisno sambil tersenyum saat menyapa para pemuda. Diskusi santai ini sengaja digelar untuk menciptakan suasana akrab antara Babinsa dan masyarakat, khususnya generasi muda. Kedai kopi, yang menjadi tempat berkumpul sehari-hari warga, menjadi lokasi strategis untuk membangun komunikasi yang lebih terbuka.
Dalam diskusi tersebut, Koptu Sutrisno mengangkat berbagai topik menarik, mulai dari pentingnya peran pemuda dalam menjaga keamanan desa, peluang pengembangan usaha kecil, hingga cara meningkatkan kreativitas untuk menunjang perekonomian masyarakat. Para pemuda terlihat antusias menyampaikan ide-ide mereka, termasuk usulan untuk mengadakan pelatihan keterampilan di desa.
Selain berbicara soal isu lokal, Koptu Sutrisno juga menyelipkan pesan-pesan kebangsaan. Ia mengingatkan pentingnya menjaga persatuan dan menghindari pengaruh negatif yang dapat merusak generasi muda, seperti narkoba dan pergaulan bebas. “Pemuda adalah tulang punggung bangsa. Kalau kalian kuat, desa ini juga akan kuat,” tegasnya.
Tak hanya diskusi, suasana semakin akrab saat Koptu Sutrisno ikut menikmati kopi khas Aceh yang disajikan di kedai tersebut. Momen ini mencerminkan hubungan harmonis antara TNI dan masyarakat, yang menjadi fondasi kuat dalam menciptakan keamanan dan kesejahteraan bersama.
Dengan pendekatan humanis seperti ini, TNI, melalui Babinsa, semakin memperkuat perannya sebagai sahabat masyarakat. Tidak hanya menjaga keamanan, tetapi juga menjadi mitra dalam membangun desa yang lebih maju dan harmonis.
