Banda Aceh – Pegiat seni Ervanda mengpresiasi masyarakat terutama ‘milenial’ mengenai teater yang sudah mulai membaik. Dulu, di setiap pertunjukan teater bisa dibilang penontonya dapat dihitung dengan jari. Bukan karena tempat pertujukan nya yang kecil, melainkan masyarakat yang menganggap teater sebagai pertunjukan yang telah kuno.
Hal ini disampaikan Ervanda saat melihat langsung pertunjukan Teater di indor Taman Seni dan Budaya kota Banda Aceh dengan semakin ramai nya penonton bukan hanya dari kalangan orang tua , dewasa tapi sudah banyak dari kalangan milenial.
“Ini perkembangan yang luar biasa di dunia Teater di Aceh , menarik nya kaum milenial datang dan menonton , menunjukan cerita yang di tampilkan tidak monoton dan itu menarik perhatian kaum Milenial untuk datang,” ungkap Ervanda. Senin 04 2024.
Ervanda mengatakan dengan banyak nya pertunjukan teater di Banda Aceh akan semakin baik dan pelaku – pelaku seni di Aceh tidak menggangur karena ada kegiatan bagi mereka.
“Dan lagi pula Banda Aceh juga haus akan hiburan , terutama hiburan yang sifatnya positif seperti pementasan teater dan lain sebagainya,” kata Ervanda.
“Saya pribadi dan pelaku seni teater yang ada di Aceh juga sangat berharap agar pementasan teater di Banda Aceh terus dikembangkan dan diperbanyak pementasannya,” ujarnya.
Ervanda menyebutkan bukan hanya dalam bentuk apresiasi, pandangan masyarakat terhadap teater pun sudah mulai membaik. Dulu, banyak yang menganggap orang yang bermain teater itu orang yang tidak rapi, kotor, dan cenderung terkenal dengan orang yang urakan.
“Hingga kini pun masih ada beberapa masyarakat yang beranggapan seperti itu. Hal ini karena masyarakat awam yang masih susah dalam memamahi teater,” tambahnya.
“Orang yang berteater dengan orang yang bukan teater jelas berbeda. Orang yang berteater yang terkenal seperti itu, itu karena atas dasar dirinya sendiri. Ia ingin berekspresi bebas tanpa ada yang membatasi. Memang, ia tidak ingin dibatasi. Oleh karena itu, memang tidaklah mudah untuk mengubah mindset masyarakat awam terhadap seni teater. Semua membutuhkan proses yang panjang,” tutup Ervanda yang juga Aktor dalam pementasan Ka Pungo Lom (KPL) garapan Sutradara terkenal Aceh Zulfikar Kirby.