Banda Aceh – Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPwBI) Provinsi Aceh, mengadakan kegiatan Aceh Economic Forum (AEF). Dengan mengangkat tema “Peluang dan Tantangan Green Economy Sebagai New Source Of Growrh di Aceh”. di Auditorium Teuku Umar Bank Indonesia Provinsi Aceh, Banda Aceh, Kamis (26/9).
Kegiatan diawali dengan komitmen kerjasama antara Bank Indonesia Provinsi Aceh dengan Universitas Teuku Umar dalam hal Pemanfaatan teknologi rumput hijau untuk pengendalian inflasi komunitas perikanan di Aceh Barat.
Komitmen tersebut tertuang dalam bentuk kesepakatan bersama, penandatanganan dilakukan oleh Kepala BI Aceh Rony Wijiarto dan Rektor Universitas Teuku Umar, Prof. Dr. Drs. Ishak Hasan, M.Si.
Diskusi kegiatan AEF dimoderatori oleh Ida Almaddany menghadirkan tiga narasumber, yaitu Priyanto Rohmatullah dari Direktur Lingkungan Hidup, Kementerian PPN/Bappenas, kemudian Arnita Rishanty dari Departemen Kebijakan Makroprudensial, dan Rustam Effendi dari Lektor Kepala Fakultas Ekonomi dan Bisnis USK.
Priyanto memaparkan materi tentang “Rencana Pembangunan Indonesia Berbasis Green Economy untuk Pertumbuhan Yang Berkelanjutan”.
Ia mengatakan penerapan isu Green Economy ini menjadi salah satu hal yang menjadi tujuan yang ingin kita angkat.
“Ekonomi juga sangat rentan disebabkan perubahan Iklim, dalam menangani hal tersebut kita mempunyai RPJNG 2025-2045, untuk menentukan pembangunan Indonesia 20 tahun kedepan”.
Kepala Perwakilan BI Aceh, Rony Widijarto pada acara AEF ini menuturkan sampai saat ini ekonomi Aceh bertumbuh dengan baik.
“Dapat dilihat dari 2 triwulan terakhir. Masih tumbuh dari triwulan ke satu 4,82 %, di triwulan kedua 4,54 %. Artinya masih tumbuh didalam kapasitas ekonominya dan sempat ada tantangan inflasi. Namum dalam 2 bulan Terakhir terlihat menurun kembali”, sebutnya.
Diharapkan Aceh Economic Forum ini menjadi wadah bertukar pikiran dan mencari solusi demi kemajuan ekonomi daerah. Acara tersebut turut dihadiri, Kepala OJK Aceh, Pejabat SKPA Provinsi Aceh, serta sejumlah pelaku Usaha lainnya. ()