Jakarta - Ketua MPR RI sekaligus Wakil Ketua Umum Partai Golkar Bambang Soesatyo mengapresiasi kerja keras komisi Pemilihan Umum (KPU) serta mendukung penetapan Komisi Pemilihan Umum (KPU) atas Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka sebagai presiden dan wakil presiden terpilih pada Pilpres 2024. Bamsoet juga mendukung rencana Prabowo - Gibran untuk membangun koalisi yang kuat dan efektif. Salah satunya dengan berusaha merangkul partai politik diluar koalisi Indonesia Maju untuk bergotongroyong menyukseskan berbagai program pembangunan untuk mewujudkan visi Indonesia Emas 2045.
Apresiasi juga perlu diberikan kepada pasangan Anies - Muhaimin serta Ganjar - Mahfud beserta partai politik pendukungnya yang menunjukan semangat kenegarawanan dengan telah mengucapkan selamat kepada pasangan Prabowo - Gibran. Memberikan teladan baik kepada para pendukungnya, bahwa ada saatnya untuk bersanding ada saatnya untuk bersanding.
"Ucapan selamat dari kedua pasangan tersebut menunjukan bahwa demokrasi Indonesia baik-baik saja. Begitupun suhu politik kedepannya dipastikan tidak akan memanas, melainkan tetap sejuk. Sehingga kita bisa bergotongroyong melanjutkan berbagai program pembangunan untuk memajukan Indonesia," ujar Bamsoet saat menghadiri Rapat Pleno Terbuka Penetapan Pasangan Presiden dan Wakil Presiden Terpilih Pemilu 2024, di kantor KPU Pusat, Jakarta, Rabu (24/4/24).
Ketua DPR RI ke-20 dan mantan Ketua Komisi III DPR RI bidang Hukum, HAM, dan Keamanan ini menjelaskan, untuk mewujudkan Indonesia Emas 2045, seluruh elemen bangsa perlu bergandengan tangan. Terlebih tantangan yang dihadapi Indonesia, baik dari dalam maupun luar negeri, sangat berat. Sehingga butuh kerjasama dari berbagai pihak.
"Ditingkat global, geopolitik dunia masih diwarnai konflik dan ketegangan politik. Antara lain konflik Iran - Israel serta Rusia - Ukraina, eskalasi ketegangan China - Taiwan serta Turki - Yunani, potensi konflik di semenanjung Korea, dan ketegangan di kawasan Laut China Selatan. Serta krisis kemanusiaan yang terjadi di Gaza, Palestina," jelas Bamsoet.
Ketua Dewan Pembina Depinas SOKSI dan Kepala Badan Polhukam KADIN Indonesia ini menerangkan, sebagai bagian dari komunitas global, Indonesia juga perlu lebih meningkatkan peran politik luar negeri yang bebas aktif, bergaul erat dengan semua negara bangsa, tanpa perlu berpihak pada salah satunya. Di tengah globalisasi dan kemajuan teknologi, rivalitas geo-ekonomi juga menjadi semakin penting.
"Karenanya sebagai negara kaya sumberdaya, Indonesia harus membangun ketahanan dan kemandirian ekonomi, yang ditopang oleh kedaulatan pangan, energi, dan industri. Persaingan perdagangan, akses sumber daya alam, investasi asing langsung, dan ketergantungan ekonomi antara negara-negara menjadi faktor penting dalam dinamika geopolitik. Terlebih perkembangan teknologi komunikasi dan transformasi digital telah memungkinkan interaksi yang lebih intensif antar negara, baik dalam arena politik, ekonomi, maupun sosial," pungkas Bamsoet. (*)