BANDA ACEH— Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Aceh bekerja sama dengan Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi Kemendikbud RI menggelar pelatihan menenun kain songket Aceh untuk 50 orang remaja putri yang putus sekolah dan yang sudah tamat namun masih menganggur. Selain pelatihan, mereka juga diberikan modal dan alat usaha.
Pelatihan tersebut digelar di dua lokasi produksi kain tenun songket, yaitu, di Desa Miruk Taman, Kabupaten Aceh Besar dan Desa Lamgugob Kota Banda Aceh.
Penjabat Ketua Dekranasda Aceh, Ayu Marzuki, mengatakan, para peserta pelatihan tersebut sengaja dipilih dari kelompok anak muda, karena para penenun songket Aceh yang aktif saat ini sudah berusia lanjut semuanya. Oleh sebab itu, para remaja putri itu dilatih agar memiliki ketrampilan menenun, sehingga kerajinan songket Aceh dapat terus lestari.
“Saya senang sekali karena peserta masih muda-muda, artinya mereka menjadi bagian dari regenerasi untuk melanjutkan kerajinan tenun. Mengingat penenun di Aceh rata-rata dilakukan oleh perajin usia lanjut,” kata Ayu, saat membuka acara pelatihan tersebut, di Kantor Dekranasda Aceh, Selasa, (24/10/2023).
Ayu berharap, kesempatan belajar itu dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya.
“Songket Aceh ini sudah tampil beberapa kali di tingkat nasional, jadi peluang pasarnya juga menjanjikan,” kata Ayu.
Lebih lanjut, Ayu berharap para perajin tenun songket Aceh dapat terus berinovasi dalam melahirkan produknya. Ia memberikan catatan supaya kain songket Aceh lebih ringan sehingga makin nyaman saat dipakai. Oleh sebab itu, para perajin harus memilih komponen bahan tenun yang digunakan.
“Saya berharap program ini bisa merubah mindset dari mencari kerja menjadi membuka peluang kerja, keterampilan wirausaha menjadi sangat penting untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat,” pungkas Ayu. []