Banda Aceh - PJ Walikota Banda Aceh Bakri Siddiq bersama jajaran pejabat Pemko Banda Aceh, mengunjungi Situs Cagar Budaya Taman Poteu Jeumaloy, dan berziarah ke Kompleks Makam Sultan Habib Sayed Jamalul Alam Badrul Munir Jamalullail (1703-1726 M), hal ini disampaikan oleh Pemimpin Darud Donya Cut Putri, dalam rilisnya Jum'at 6/1/2022.
Kunjungan PJ Walikota Banda Aceh disambut langsung oleh Cucu Sultan Aceh Tuan Putri Aceh Darussalam Cut Putri . Dalam pertemuan tersebut PJ Walikota Banda Aceh mengatakan wajib melindungi situs sejarah Aceh, karena nenek moyang Aceh telah berjasa besar bagi kita hari ini, kita Aceh tidak mungkin ada dan dikenal oleh dunia sebagai titik awal peradaban Islam di Asia Tenggara, tanpa jasa para indatu.
Sebagaimana diketahui, setelah proyek IPAL (Instalasi Pengolahan Air Limbah/Tinja) Gampong Pande, di kawasan bersejarah Kuta Farusah Pindi Darul Makmur Bandar Aceh dihentikan selamanya, kini kawasan itu telah menjadi situs cagar budaya.
Di kawasan IPAL Gampong Pande juga telah ditanam plang keterangan Situs Cagar Budaya berisi peringatan hukuman pidana, bagi siapapun pelanggar yang merusak kawasan perlindungan hukum tersebut. Kawasan ini diakui sebagai titik awal peradaban dan penyebaran Islam di Asia Tenggara.
Kawasan Kuta Farusah Pindi adalah kawasan Titik Nol Kesultanan Aceh Darussalam maka perlu dijaga dan dilestarikan, menurut PJ Walikota Banda Aceh, proses selanjutnya adalah menyelamatkan situs makam para raja dan ulama lainnya, salah satunya yang terpenting makam Poteu Jeumaloy atau Sultan Habib Sayed Jamalul Alam Badrul Munir Jamalullail (1703-1726 M).
Permasalahan di kawasan cagar budaya Taman Poteu Jeumaloy ini selama bertahun-tahun tak kunjung selesai, sehingga kawasan makam Sultan Aceh cucu Rasulullah SAW ini semakin musnah. Padahal ini adalah makam cucu Rasulullah, zuriyyah Nabi Muhammad SAW yang seharusnya dimuliakan.
Maka dalam kunjungannya ke Taman Poteu Jeumaloy, PJ Walikota berjanji akan mencari cara dan solusi dalam rangka membebaskan kawasan Taman Poteu Jeumaloy, dan juga seluruh kawasan makam raja dan ulama di Banda Aceh, agar dapat terselamatkan dan dijadikan kawasan edukasi dan wisata sejarah.
Di pertemuan tersebut PJ Walikota mengatakan nenek moyang beliau adalah Ulebalang yang berpindah ke selatan Aceh ketika perang Belanda, sehingga sebagai keturunan pejuang beliau merasa berkewajiban melindungi situs sejarah Aceh.
Dalam kesempatan Itu Cucu Sultan Aceh Tuan Putri Aceh Darussalam Cut Putri berterima kasih, dan mengapresiasi PJ Walikota, serta mengharapkan agar seluruh situs benar-benar terjaga, sebab kewajiban seluruh Bangsa Aceh dan Rakyat Aceh untuk bersatu bahu membahu melindungi makam nenek moyangnya, baik keturunan langsung maupun tidak langsung.
"Karena seluruh Aceh, kita semua bersaudara. Sebagaimana amanah Sultan Aceh Sultan Jeumaloy : Ureung Islam Tulong Mulong, Ureung Gampong Mandum Syeedara. Orang Islam saling tolong menolong, orang kampung semuanya bersaudara", tutup Cut Putri mengutip Hikayat bijak Poteu Jeumaloy yang sangat terkenal.