Aceh Besar - Pemimpin Darud Donya Cut Putri berziarah ke makam Panglima Kaway Inong Balee Laksamana Keumalahayati (Malahayati), di Gampong Lamreh Krueng Raya Aceh Besar, bertepatan Hari Pahlawan, Kamis 10/11/2022.
Ziarah ini untuk mengenang jasa para pahlawan Aceh yang telah berjuang mempertahankan Islam di Kesultanan Aceh dan Asia Tenggara, dari serangan Imperialisme Barat.
"Seperti diketahui, Laksamana Malahayati adalah perempuan perkasa keturunan Sultan Aceh, yang resmi dianugerahkan sebagai Pahlawan Nasional di tahun 2017 lalu", kenang Cut Putri Pemimpin Darud Donya yang juga merupakan keturunan Sultan Aceh.
Tahun 2017 Cut Putri juga aktif dalam mempersiapkan rangkaian kegiatan dalam rangka penganugerahan gelar Pahlawan Nasional bagi Laksamana Malahayati.
"Laksamana Malahayati adalah Laksamana wanita pertama di dunia yang tercatat dalam sejarah", terang Cut Putri.
Laksamana Malahayati menjadi Laksamana setelah suaminya syahid dalam perang dengan Portugis di laut Aru tahun 1590. Keumalahayati diangkat oleh Sultan Alaiddin Bin Firman Syah yang bergelar Sultan Sayyidil Al Mukammil (1589-1604), setelah melihat kemampuan Keumalahayati yang tiada banding.
Laksamana Malahayati yang menjadi kepala Intelijen dan protokoler Istana, adalah alumni Akademi Perang Ma'had Askery Baital Maqdis Bitay, didikan Panglima Turki Utsmani, yang dikirim oleh Sultan Turki untuk membantu Kesultanan Aceh Darussalam.
"Sejak ratusan tahun lalu, Aceh sudah memberlakukan kesetaraan gender, yang di dunia barat baru hari ini di kampanyekan", kata Cut Putri.
Kemampuan Laksamana Malahayati sangat terkenal. Dengan 100 lebih kapal dari armada Kuta Lubok, Keumalahayati melanglang lautan, menantang kapal Portugis yang kerap lari ketakutan, melihat kehebatan armada Kesultanan Aceh pimpinan Laksamana Malahayati.
Bahkan di usia tuanya Laksamana Malahayati menunjukkan kemampuannya yang luar biasa, dengan menaklukkan ekspedisi Belanda dan berhasil membunuh Cornelis De Houtman, dalam perang tanding satu lawan satu diatas geladak kapal Belanda.
"Aceh memiliki banyak sekali pahlawan besar yang menyerahkan segenap jiwa raganya untuk bangsa dan negara, mereka berjuang mempertahankan tegaknya kedaulatan Islam di Aceh", terang Cut Putri Pemimpin Darud Donya.
"Namun sangat disayangkan, saat ziarah di Hari Pahlawan ini, kondisi makam Pahlawan Nasional Malahayati terlihat penuh kerusakan", ujar Cut Putri dengan miris.
"Kondisi lantai makam Laksamana Malahayati terlihat runtuh, pagar juga telah tercabut hilang di beberapa titik. Bahkan dari arah bawah terlihat beberapa retakan besar dan lubang menganga di sejumlah titik area makam, yang berpotensi terjadinya runtuhan dan kerusakan yang lebih luas lagi", papar Cut Putri.
"Kondisi area toilet dan mushalla pun nampak rusak, dan tidak tersedia air bagi para tamu peziarah", tambahnya.
Kalau terus dibiarkan bisa-bisa makam Pahlawan Nasional Laksamana Malahayati akan runtuh total
Maka Darud Donya meminta agar pihak-pihak terkait, termasuk Kementerian Sosial, Pemerintah Aceh, Pemerintah Aceh Besar, BPCB, Dinas Sosial Aceh, dan lainnya, segera datang memperbaiki kerusakan di Situs Cagar Budaya Makam Pahlawan Nasional Laksamana Malahayati, sebelum kerusakan bertambah parah.
Darud Donya juga meminta Pemerintah memberi perhatian penuh kepada makam-makam para pahlawan bangsa, termasuk makam-makam para Raja dan Ulama Aceh yang kondisinya sangat miris, yang tersebar diseluruh tanah Aceh.
"Ingat! Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai jasa para pahlawannya!" tegas Cut Putri