Banda Aceh - Wali Kota Banda Aceh Aminullah Usman, membuka secara resmi membuka acara Bazaar UMKM dan Area Kuliner Gema Ramadhan 1443 H Bank Syariah Indonesia (BSI) Region Aceh, yang berlangsung di Masjid Oman Al Makmur, Lampriet, Banda Aceh (Jumat, 17 April 2022).
Acara tersebut bertajuk “Gemar Ramadhan 1443 H Life With BSI, Energi Keberkahan Ramdhan”. Turut hadir, Kepala Regional CEO BSI Aceh Wisnu Sunandar beserta jajaran, Wakil Bupati Pidie Jaya, Said Mulyadi, Ketua BKM Mesjid Oman, Jamil Ibrahim beserta jajaran pengurus, Ketua Dewan Mesjid Indonesia Aceh Tgk H Fahrudin Lahmuddin, Ketua Dewan Mesjid Indonesia (DMI) Kota Banda Aceh, Ust. Fauzan Zakaria.
Wali Kota Banda Aceh, Aminullah Usman, memberikan apresiasi kepada PT. Bank Syariah Indonesia Tbk atas terselenggaranya kegiatan tersebut. “Kami berharap kegiatan ini dapat menjadi wadah dalam pemulihan ekonomi domestik di Kota Banda Aceh. Terutama di masa pandemi ini, kami tentu berharap kegiatan ini dapat menjadi momen yang tepat untuk bersama-sama bergerak membantu para pelaku UMKM,” katanya.
Menurut Aminullah, upaya pemulihan sektor ekonomi tidak bisa hanya kita berharap dari tangan pemerintah saja. Sudah waktunya semua pihak berpikir agar bagaimana Banda Aceh, Aceh dan Indonesia dapat segera bangkit dari keterpurukan. “Roda perekonomian masyarakat kembali berputar, dan pariwisata kita dapat berkontribusi kembali,” ungkapnya.
Aminullah juga mengucapkan terima kasih kepada BSI atas perhatiannya selama ini kepada para pelaku UMKM di Kota Banda Aceh. Sebagaimana di ketahui, dalam kondisi ekonomi masyarakat saat ini, di mana sektor UMKM begitu terdampak dengan hadirnya pandemi Covid 19.
“Selanjutnya hal lain yang ingin kami sampaikan ialah terkait pembiayaan modal bagi UMKM. Sebagaimana yang kita ketahui bersama, masalah mendasar para pelaku usaha kecil yang paling menonjol adalah menyangkut penyediaan pembiayaan usaha atau modal usaha,” ungkapnya.
Kebutuhan modal sangat terasa pada saat seseorang ingin memulai usaha baru. Selanjutnya, pada usaha yang sudah berjalan, modal tetap menjadi kendala lanjutan untuk berkembang. Hal Ini merupakan suatu persoalan yang mungkin dihadapi oleh pelaku UMKM untuk mengakses sumber modal. Oleh karenanya kami melihat, potensi pengembangan ekonomi mikro di Kota Banda Aceh ke depan cukup baik.
“Dan Kami berharap BSI dapat memanfaatkan potensi tersebut dengan memberikan kemudahan kemudahan dalam pembiayaan kepada pelaku UMKM. Insya Allah BSI akan dapat meningkatkan kiprahnya dalam mendukung penguatan ekonomi Syariah di Provinsi Aceh,” kata Mantan Dirut Bank Aceh itu.
Orang nomor satu di Kota Banda Aceh itu menjelaskan, walaupun masih dihadapkan dengan Pandemi Covid 19, namun banyak kegiatan yang kita lakukan untuk mendukung dan mendorong ekonomi masyarakat, sehingga pertumbuhan UMKM di Kota Banda Aceh cukup menggembirakan.
“Pendapatan rata-rata penduduk yang didapat dari hasil bagi antara PDRB (Produk Domestik Regional Bruto) dengan populasi di Banda Aceh dalam empat tahun terakhir terus menunjukkan trend positif. Pada awal Kami memimpin Pada tahun 2017 Pendapatan per kapita Rp. 64,21 juta per tahun,” sebutnya.
Angka tersebut, kemudian pelan-pelan naik di tahun 2018 Pendapatan per kapita Rp. 66,46 juta per tahun. Selanjutnya pada tahun 2019 pendapatan per kapita Banda Aceh Rp 69,24 juta per tahun, 2020 Rp 73,30 juta per tahun, dan di Tahun 2021 Rp 78,16 juta per tahun.
“Sejalan dengan meningkatnya PDRB tersebut, tingkat kemiskinan di Kota Banda Aceh juga menurun dari 7,44% pada tahun 2017 menjadi 7,25% pada tahun 2018, dan pada tahun 2019 sebesar 7,22 persen, hingga pada 2020 menjadi 6,90 persen,” ungkap Aminullah.
Kemudian, pada tahun 2021 naik sedikit menjadi 7,61 Persen karena pengaruh Covid 19. Banda Aceh sendiri satu-satunya daerah yang masuk dalam zona hijau kemiskinan di Aceh di masa pandemi ini.
Sedangkan tingkat Pengangguran Terbuka di Kota Banda Aceh juga mengalami penurunan, hal ini dapat kita lihat Pada Tahun 2017 pada angka 7,75 %, Tahun 2018 pada angka 7,24%, Tahun 2019 pada angka 6,89%. Sedangkan di Tahun 2020 mengalami kenaikan menjadi 9,54% dan di Tahun 2021 turun lagi menjadi 8,94%.
“Demikian juga dengan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kota Banda Aceh pada tahun 2019 tercatat berada di angka 85,07 angka ini naik 0,7 poin dari 84,37 yang dibukukan pada tahun 2018, sementara tahun 2020 IPM Banda Aceh naik lagi menjadi dari 85,41%. Menutup 2021, IPM Banda Aceh kembali naik 0,3 poin dibanding tahun sebelumnya menjadi 85,71. Dari 514 kabupaten/kota se-Indonesia, IPM Banda Aceh tersebut berada di peringkat dua nasional,” jelas Wali Kota.
Di samping itu, Pertumbuhan Ekonomi juga dalam rentang waktu 2017 sampai dengan 2021 menunjukkan tren yang positif dimana pada tahun 2017 sebesar 3,39%, dan mengalami peningkatan sebesar 4,45% pada tahun 2018. Pada tahun 2019 sebesar 4,13%, dan pada tahun 2020 sempat menyentuh angka 3,69% hal ini akibat dari pandemi covid 19 dimana dunia usaha tidak berjalan maksimal. Namun Alhamdulillah di tahun 2021 pertumbuhan ekonomi kembali bangkit dan mengalami peningkatan sebesar 5,53%.
“Kami berharap ekonomi kreatif atau Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) bisa terus berkembang, sehingga berdampak pada angka pengangguran dan kemiskinan di Banda Aceh. Kami memandang bahwa, Kegiatan seperti ini, sangat penting dalam memasarkan produk-produk UMKM. Kami selaku Pemerintah Kota Banda Aceh siap dan sangat mendukung kreatifitas dan inovasi para pelaku UMKM,” pungkasnya.
Di tempat yang sama, Kepala Regional CEO BSI Aceh Wisnu Sunandar menyampaikan, kegiatan Gema Ramdhan oleh BSI dilaksanakan di Masjid-masjid Indonesia. Di Kota Banda Aceh sendiri berlangsung di Masjid Oman Al Makmur, dan Masjid Raya Baiturrahman.
Acara tersebut akan berlangsung selama tiga hari kedepan, tentunya dengan berbagai kegiatan seperti bazaar UMKM, santunan paket sembako, lomba anak shaleh, kajian peringatan nuzulul Quran, iktikaf di masjid, dan kegiatan-kegiatan lainnya.