Subulussalam - Mengandalkan kesenian Nandong, Pemkab Simeulue optimis akan menjadi pemenang utama pada ajang Pekan Budaya dan Tradisi Barat – Selatan di Subulussalam pada Maret mendatang.
Target menjadi juara utama diusung Pemerintah Kabupaten Simeulue pada ajang Pekan Budaya dan Tradisi Barat – Selatan yang diselenggarakan di Lapangan Sada Laka, Kota Subulussalam, 19-21 Maret mendatang.
Itu sebabnya, berbagai persiapan terus dimatangkan oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Simeulue bersama pihak terkait guna tampil maksimal pada ajang pemanasan menuju Pekan Kebudayaan Aceh (PKA) 2023 tersebut.
Kepala Dinas Kebudaayaan pada Dinas Parawisata dan Kebudayaan Kabupaten Simeulue Asmanuddi, SH., M.H menyambut baik dan memberikan dukungan penuh terhadap pergelaran Pekan Budaya dan Tradisi Barat Selatan yang dilaksanakan di Kota Subulussalam.
Menurutnya, event tersebut sangat penting dilaksanakan sehingga menjadi ajang bagi kabupaten dan kota di wilayah Barat – Selatan untuk melestarikan dan mempertujukan tradisi dan budaya serta seni dari masing –masing daerah kepada masyarakat luar.
“Budaya dan Tradisi dari nenek monyang kita harus dilestarikan secara bersinambungan sehingga bisa mewariskan pada anak-cucu kita nantinya. Ini yang paling penting,” harap Asmanuddin pada media ini, Senin 7 Februari 2022.
Apalagi sambung Asmanuddin, selama dua tahun terakhir nyaris tidak ada event –event budaya dan tradisi di Aceh alias vakum karena kondisi pandemi covid 19. Dia berharap dengan event tersebut menjadi tonggak kebangkitan pariwisata Aceh.
“Saya yakin, pekan tradisi dan budaya ini akan sukses karena masyarakat sudah haus dengan event-event besar. Pasti banyak wisatawan lokal akan berkunjung kesana,” ujar Asmanuddin.
Sementara itu, Kabid Kebudaayaan pada Dinas Parawisata dan Kebudayaan Kab Simeulu, Rosita mengaku optimis Kabupaten Simeulue dapat memberikan penampilan terbaik disana.
Kini, pihaknya terus mempersiapkan semua keperluan dan melakukan koordinasi dengan pihak terkait, terutama terkait beberapa macam produk kerijinan tangan yang akan dipajang pada stand pameran.
Hanya saja, panitia acara membatasi dan hanya mengijinkan masing-masing daerah untuk menampilkan satu kesenian saja.
“Makanya kita pilih Kesenian Nandong saja. Meskipun tidak ada anggaran teknis, kita optimis dan InsyaAllah kita menang,” katanya dengan penuh keyakinan.
Dia juga berharap event tersebut bisa menjadi event tahunan dan diselenggarakan pada kabupaten dan kota secara bergantian di wilayah Barat Selatan.
Sehingga, punya egenda tahunan yang bisa terus dimanfaatkan sebagai wadah mempromosikan seluruh potensi tradisi,budaya hingga pariwisata pada masyarakat luar.
“Nandong masih dilestarikan di sini dan sudah ditetapkan sebagai warisan budaya tak benda oleh Menteri Pendidikan pada tahun 2016. Nandong sendiri sudah sering mengikuti perlombaan-perlombaan di Aceh hingga Pulau Jawa bahkan sampai ke Malaysia dan Jepang,” ujarnya.(***)