Banda Aceh - Cucu Sultan Aceh Cut Putri yang juga Pemimpin Darud Donya mengaku khawatir dengan konflik rasial yang kini sedang terjadi di India.
Seperti diketahui kondisi India kini sedang memanas, akibat pelarangan pemakaian jilbab, bagi pelajar muslimah di sekolah-sekolah India. Konflik dipicu saat masyarakat Hindu India memaksa para pelajar muslimah India untuk membuka jilbabnya, pada waktu menghadiri kelas.
"Tekanan dari umat Hindu terhadap kebebasan Umat Muslim India dapat memunculkan konflik baru di kawasan Samudera Hindia", kata Cut Putri (16/2/2022).
Cucu Sultan Jauharul Alam Syah Johan Berdaulat Zilullah Fil Alam itu mengingatkan PM Narendra Modi, agar menjaga kebebasan beragama di India, karena konflik antar agama dapat menjadi lebih buruk jika tidak ditangani secara adil.
Masih segar dalam ingatan bagaimana kaum Rohingya terusir dari Arakan, disebabkan konflik agama antara Budha dan Islam. "Rakyat kami Rakyat Aceh menolong mereka para pengungsi Rohingya yang terombang-ambing di lautan. Namun rakyat Aceh yang menolong malah ditahan dengan tidak adil, akibatnya Rakyat Aceh menjadi takut untuk menolong pengungsi", tutur Cut Putri
Walau demikian dengan resiko apapun rakyat Aceh tetap menolong siapapun dilaut yang tengah kesusahan, sebagaimana yg dilakukan oleh nenek moyang bangsa Aceh. Sejak dahulu kala, bangsa Aceh selalu menolong orang yang kesusahan di laut, walau akhirnya sekarang malah ditangkap dan ditahan.
Potensi konflik di kawasan Samudera Hindia akan berdampak pada Aceh, terutama apabila terjadi eksodus dari negara tetangga.
Cut Putri mengingatkan Perdana Menteri India Narendra Modi, bahwa Aceh akan mengalami imbas yang besar, jika terjadi konflik antar agama di India.
"Kawasan Aceh akan terimbas langsung, sedangkan rakyat Aceh akan selalu menolong orang lain, walaupun mereka sendiri kesusahan. Karena itu kami mengharapkan PM Narendra Modi dapat menenangkan keadaan di India", ujar Cut Putri.
Cut Putri Cucu Sultan Aceh mengatakan bahwa sejak ribuan tahun telah terjalin hubungan antara Aceh dengan India. Dalam Mitologi India kawasan Aceh dikenal dengan nama Swarnadip, tempat beberapa tokoh India kuno pernah datang berdagang.
Kemudian hubungan Aceh dan India juga terbina pada masa kesultanan Delhi. Bahkan pada masa Dinasti Delhi, ada beberapa tokoh yang dimakamkan di Samudera Pasai dengan menggunakan nisan yang terbuat dari batu Cambay India, antara lain Sultan Zainal Abidin (1389-1405) dan Sultanah Bahiyah Nahrisyah (1405-1428).
Tahun 1511 Feringgi (Portugis) menguasai Malaka, akhirnya Sultan Aceh pun melawan Portugis. Kemudian pada zaman Sultan Alaiddin Al Kahhar (1539-1572), Sultan Alaiddin meminta bantuan Sultan Akbar (1556-1605) dari kesultanan Mughal India untuk melawan Portugis Di Malaka, dan Raja Akbar membantu Aceh melawan Portugis di Malaka.
Hubungan Aceh dan India terus terbina dalam berbagai bidang terutama dalam perdagangan. Karena itu Cucu Sultan Aceh mengharapkan keadaan India dapat kondusif serta aman, dan agar kebebasan beragama terus terpelihara di India.
"Kami meminta agar Pemerintah India melindungi dan menghormati kaum muslimah yang menggunakan jilbab, sebab itu adalah ajaran agama Islam. Kami juga mengharapkan tidak adanya gesekan antar umat Hindu dan Islam di India. Bukankah kitab suci mengajarkan untuk saling menghormati antar agama", kata Cucu Sultan Aceh Pemimpin Darud Donya.
Cut Putri juga sangat mengharapkan peran penting Erdogan dan Turki, sebagai pemimpin yang paling dihormati didunia Islam saat ini, untuk membantu kaum muslimin India. Turki sejak era masa lalu telah membina hubungan baik dengan Muslim India, dan berkali-kali membantu muslim India, terutama di masa Sultan Abdul Hamid Han (1876-1909). Sultan Abdul Hamid Han telah mengirimkan banyak da'i dan ulama Islam ke Negeri India untuk mengajar muslim India saat itu.