Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

Dirjen Perikanan Budidaya Tinjau Lokasi Klaster Percontohan Budidaya Vannamei di Aceh Timur

Kamis, 16 Juli 2020 | 22.21 WIB Last Updated 2020-07-16T15:21:04Z
Aceh Timur - Dirjen Perikanan Budidaya, DR. Ir Slamet Soebjakto, M.Si, meninjau lokasi pembangunan klaster percontohan budidaya udang vannamei, Kamis 16 Juli 2020

Kluster budidaya udang yang akan dibangun oleh Balai Perikanan Budidaya Air Payau (BPBAP) Ujung Batee di Kabupaten Aceh Timur, menurutnya, merupakan percontohan bagi masyarakat tentang tata cara budidaya yang mengedepankan asas lingkungan dan berkelanjutan. Sistem klaster tersebut akan dikembangkan dan diperbanyak lagi kedepannya.

Pembangunan klaster tersebut merupakan strategi pemerintah pusat melalui Kementerian Kelautan Perikanan (KKP) untuk meningkatkan produktivitas tambak nasional.

Salah satunya adalah dengan melakukan pengembangan model budidaya udang berkelanjutan di daerah secara ter-integrasi dan ramah lingkungan. Disamping itu manajemen pengelolaan tambak klaster ini dilakukan secara kolektif. 

Model pengembangan seperti ini terbukti efektif untuk menggenjot produktivitas udang hingga 30%. Hal tersebut sesuai dengan harapan Bapak Presiden yang memberi target khusus untuk meningkatkan nilai ekspor udang sebesar 250% pada tahun 2024.

Pertimbangan pemilihan lokasi klaster di kabupaten Aceh Timur dikarenakan merupakan salah satu wilayah produksi udang terbesar semenjak tahun 90an. Udang merupakan komoditas unggulan karena mempunyai daya saing tinggi, yakni potensi pengembangan yang besar, selanjutnya udang juga merupakan komoditas perikanan yang memberikan nilai ekspor yang sangat besar. 

“Kabupaten Aceh Timur, memiliki potensi lahan yang sangat luas untuk dikembangkan menjadi kawasan budidaya udang dan potensi sumber cemaran yang sangat rendah, menjadikan wilayah ini berpotensi sebagai salah satu sentra budidaya udang nasional” imbuh Bapak Dirjen Perikanan Budiaya tersebut. 

“Klaster budidaya udang vannamei yang berkelanjutan bertujuan untuk mengenjot produksi perikanan dengan tetap menjaga asas lingkungan” tambah nya dalam rapat koordinasi teknis bersama anggota DPR RI dan DPD RI, di Gedung Serba Guna, Pendopo Bupati, Aceh Timur.

Selain itu, forum rapat tersebut juga dihadiri oleh beberapa stakeholder yang akan bersinergi dalam membangun dan mengembangkan klaster udang tersebut. 

Pemerintah daerah melalui dinas terkait juga ikut dilibatkan dalam membantu melancarkan pembangunan klaster budidya udang yang berkelanjutan sehingga Pemerintah Daerah dapat memberikan kemudahan dalam urusan perizinan dan menjamin perlindungan, guna terciptanya iklim usaha yang kondusif. Kita juga akan menggandeng pihak aparat penegak hukum yakni pihak Kepolisian, Kejaksaan dan juga kerlibatan TNI dalam menjamin keamanan iklim usaha. 

Klaster yang berada di Desa Matang Rayeuk, Kecamatan, Idi Timur mempunyai potensi lahan sekitar 88 Ha bedasarkan RUTR. 

Sementara ini, luas lahan yang akan dijadikan tambak percontohan sekitar ± 5 Ha. 

Dalam kesempatan tersebut dilakukan penyerahan secara simbolis bantuan berupa 1 Paket Klaster Udang Berkelanjutan senilai Rp. 7.467.800.000 di Aceh Timur, Bantuan Bioflok sejumlah 7 paket senilai Rp. 1.400.000.000 kepada 7 kelompok di Kab. Aceh Timur 1 Kelompok, Aceh Utara 3 Kelompok dan Aceh Besar 2 Kelompok, Bantuan Excavator sejumlah 1 paket senilai Rp. 1.331.000.000 kepada 1 Kelompok Kab. Aceh Tamiang, Batuan pakan mandiri sejumlah 68 ton senilai Rp. 408.000.000 kepada 15 kelompok di Kab. Aceh Timur 13 Kelompok dan Aceh Besar 3 Kelompok, Bantuan PITAP sejumlah 1 paket senilai Rp. 255.000.000 Kepada 1 Kelompok Kab. Aceh Tamiang, dan benih udang/ikan sejumlah 7.151.950 ekor senilai Rp. 110.244.250 kepada Kab. Aceh Timur 6 Kelompok, Bireuen 3 Kelompok dan Aceh Besar 3 Kelompok. 

M. Tahang, selaku Kepala Balai Perikanan Budidaya Air Payau (BPBAP) Ujung Batee, merupakan Pelaksana Teknis dalam pengembangan Klaster budidaya ini berkomentar bahwa klaster budidaya vannamei yang berada di Kabupaten Aceh Timur adalah inisiasi dari kami kepada masyarakat untuk dijadikan contoh/rujukan dalam menggunakan teknologi budidaya dan kami selalu berkomitmen membantu masyarakat untuk meningkatkan produksi perikanan terutama pada kegiatan budidaya udang. 

“Pembangunan klaster budidaya merupakan pondasi bagi masyarakat budidaya untuk membangkitkan lagi produksi perikanan budidaya yang sempat turun saat pandemic covid-19 melanda” tambahnya. 

M. Tahang menutup kepada press dengan pesan bahwa “kontribusi antaran pemerintah pusat, pemerintah daerah dan stakholder serta peran masyarakat sangat penting dalam pembangunan tambak klaster ini sehingga akan meningkatkan produksi perikanan yang berkelanjutan”pungkasnya. (Red)

News

Kabar Aceh

×
Berita Terbaru Update