Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

Bupati Aceh Selatan Kunjungi BPTP Balitbangtan Aceh

Rabu, 15 Juli 2020 | 19.54 WIB Last Updated 2020-07-15T12:54:52Z
Banda Aceh - Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Balitbangtan Aceh mendapat kehormatan dikunjungi oleh Bupati Aceh Selatan Tengku Amran. Kunjungan tersebut berlangsung pada Selasa (14/7) pagi di Aula kantor BPTP Aceh. 

Kunjungan itu merupakan ajang silaturahmi sekaligus mencari informasi tentang perkembangan teknologi pertanian yang merupakan tugas BPTP selaku lembaga vertikal di bawah Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, Kementerian Pertanian yang memiliki tupoksi menstransfer teknologi pertanian di daerah. 

Kunjungan perdana Tgk Amran disambut langsung kepala BPTP Aceh Ir. M. Ferizal, M.Sc yang didampingi Kepala Seksi Pelayanan Teknis (KSPP) M. Ramlan, SP, Koordinator Program Dr. Rachman Jaya dan KTU Nurlaili, SH., S.P., M.Si. 

Tengku Amran dalam kunjungan itu menyatakan dirinya adalah seorang petani dan sangat menjiwai sektor pertanian karena memang sejak kecil bergelut pada sektor tersebut. Dalam pertemuan tersebut, dia sangat mengharapkan masukan teknologi pertanian termasuk peternakan untuk petani Aceh Selatan sehingga dapat meningkatkan produksi dan menciptakan kesejahteraan bagi petani. 

Pemerintah daerah Aceh Selatan siap bekerjasama dengan BPTP Aceh untuk melakukan berbagai program pembangunan pertanian yang berbasis teknologi untuk kabupaten Pala tersebut. 

Bupati Amran menyebutkan bahwa dirinya telah melakukan penanaman jagung seluas 25 hektar pada beberapa bulan yang lalu di lahan miliknya dan insyaAllah akan segera dilakukan panen Kata Tgk Am sapaan akrab beliau. 

Ia melanjutkan, selain jagung, Aceh Selatan sangat cocok untuk komoditas kacang tanah. Disana juga telah dikembangkan kopi robusta.

Aceh Selatan dulu dikenal ada Kopi manggamat atau yang lebih populer dengan sebutan kopi Kamano Kito yang juga memiliki outlet di Area Banda Aceh. Kopi itu kini sedang kembali dikembangkan di kabupaten tersebut.
 
Selain itu, kata Tgk Amran, komoditi Pala masih menjadi masalah besar disana, setelah Tsunami areal perkebunan pala hanya tinggal 30%. “Mohon bantuan dari para peneliti untuk membantu pengembangan pertanian kabupaten Aceh Selatan khususnya komoditi pala yang menjadi produk unggulan untuk kesejahteraan petani” harap Tgk Am 
Sementara Kepala BPTP Aceh M. Ferizal Dalam pemaparannya menyampaikan bahwa tugas dan fungsi BPTP dalam mengembangkan teknologi pertanian. 

Beberapa tahun terakhir BPTP Aceh sangat konsen dalam mengembangkan teknologi komoditi Pala yang merupakan komoditi unggulan di Kabupaten tersebut. 

“dalam beberapa tahun ini BPTP telah melakukan kegiatan kajian tentang Bibit Pala Sambung Pucuk yang dikenal masyarakat sebagai Bibit Pala Sabutan," sebut M. Ferizal.

Selain pala, komoditas unggulan lain yang potensial di negeri pala itu adalah sektor peternakan dengan ternak kambing Boerka serta tahun depan dapat kembangkan juga ayam lokal unggul Balitbangtan yang dikenal dengan ayam KUB yang keunggulannya dapat menjadi ayam lokal pedaging maupun petelur. 

Pada sesi akhir, Ia menyampaikan informasi mengenai proses inovasi produk eucalyptus yang dikembangkan oleh peneliti Balitbangtan, Kementerian Pertanian sekaligus menyerahkan secara simbolis kepada Bupati Aceh Selatan. 

Pada saat virus corona mulai mewabah, Kata M. Ferizal, peneliti Balittro bersama peneliti BB Veteriner mulai melakukan pengujian untuk mendapatkan kandungan bahan tanaman yang mampu menghambat perkembangan virus corona. 

Hasilnya adalah ditemukan beberapa ekstrak tanaman potensial yang mengandung minyak eucalyptus sebagai antivirus pada pengujian pada telur berembriyo. 

Berdasarkan hasil pengujian, dengan konsentrasi 1% minyak eucalyptus mampu membunuh hingga 100% virus influenza maupun virus corona. 

Lalu pengembangan produk dengan bahan dasar minyak tersebut oleh Balai Besar Litbang Pasca Panen Pertanian (BB Pascapanen) yang memiliki kompetensi termasuk pengembangan produk berbasis nanoteknologi. 

Ferizal membeberkan bahwa terdapat lima bentuk produk yang dikembangkan dari bahan minyak eucalyptus tersebut, yaitu dalam bentuk roll on, inhaler, balsem, minyak aromaterapi dan kalung aromaterapi. 

Saat ini paten atas produk eucalyptus sudah didaftarkan ke Ditjen HKI dan sudah dilisensi oleh mitra industri. 

Selain itu untuk pemasarannya, ijin edar dari BPOM sebagai obat tradisional sudah keluar. Untuk bisa mendapat ijin edar tentunya sudah melewati proses evaluasi oleh Tim Pakar dari BPOM terkait kemampuannya.

Sebagai antioksidan  bahkan eucalyptus sudah digunakan sebagai bahan aktif pada obat Soledum yang digunakan untuk pengobatan penyakit pernafasan. Kemampuan antimikroba dari Eucalyptus dan Tea Tree Oil yang mengandung 1,8 cineol berpotensi untuk desinfektan mikroba (May et al., 2000). 

Pengujian ke dua minyak atsiri ini sebagai bahan desinfektan aerosol menunjukkan kemampuan antivirus yang kuat yaitu mampu membunuh lebih dari 95% virus dalam waktu eksposur 5-15 Menit (Usachev, 2013).(Red)

News

Kabar Aceh

×
Berita Terbaru Update