Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

Salurkan Masker dan Minuman Multivitamin Pada Nelayan, Ini Pesan Ketua Presidium FKSP Aceh

Kamis, 04 Juni 2020 | 23.03 WIB Last Updated 2020-06-04T16:03:23Z
Banda Aceh - Forum Kajian Strategis Pemuda (FKSP) Provinsi Aceh, menggelar gerakan aksi sosial berupa pemberian sebanyak 600  masker kain dan minuman multivitamin kepada masyarakat nelayan Lhok Kuala Cangkoi, Teupin Ulee Cot, Kecamatan Meuraxa, Kota Banda Aceh.

Ketua Presidium FKSP Aceh, Teuku Rahmat Kurniawan, SH, MH, CPL menyebut, aksi nyata yang digelar FKSP merupakan salah satu bentuk kepedulian ditengah pandemi Covid-19 saat ini. 

Lanjutnya, program pembagian masker gratis dan multi vitamin ini merupakan bentuk rasa kepedulian FKSP Aceh bagi para masyarakat nelayan, dalam memberikan solusi aman dan nyaman saat beraktivitas di luar rumah.

"Tentunya dengan tetap memperhatikan jarak aman, atau physical serta social distancing dengan orang sekitarnya. Kami juga berharap melalui program ini dapat memberikan nilai-nilai positif bagi kami, guna dapat terus dekat dengan masyarakat,” kata Rahmat, Kamis (4/6/2020).

Pengacara muda Aceh ini juga menyebutkan, menghadapi situasi pandemi virus corona saat ini tidak boleh hanya mengandalkan bantuan saja. Terpenting juga memberikan edukasi berupa pemahaman dan kesadaran kepada elemen warga demi melawan sebaran virus.

Adapun sebanyak 600  masker kain dan minuman multivitamin yang dibagikan bersumber dari dana patungan anggota FKSP Aceh. Katanya.

Anggota FKSP juga ikut mensosialisasikan pencegahan penyebaran virus corona dihadapan nelayan dan masyarakat sekitar Teupin Ulee Cot, yang merupakan salah satu masyarakat produsen ikan Tuna terbesar di Aceh.

Wakil Panglima Laot Lhok Kuala Cangkoi, Husmaizar atau yang akrab disapa Bang Gam menyampaikan, rasa terima kasih atas kepedulian FKSP Aceh yang telah membagikan masker, dan juga mengedukasi para nelayan dan masyarakat sekitar terkait pencegahan penyebaran virus corona.

Selain itu, ia juga meminta kepada pemerintah Aceh, dibawah Pelaksana tugas (Plt) Gubernur Aceh Nova Iriansyah, untuk memperhatikan masyarakat nelayan.

Menurutnya, selama ini harga ikan sangat tidak wajar bagi nelayan. Katanya, harga ikan telah dimonopoli dan diatur sedemikian rupa oleh para tengkulak (agen).

"Jika harga sudah dipatok oleh tengkulak-tengkulak itu, maka mau tidak mau, senang tidak senang terpaksa kita berikan. Karena kalau sudah mereka tawar, tidak ada lagi yang berani beli ikan kita," kata Bang Gam.

Selaku produsen ikan Tuna terbesar di Aceh, ikan-ikan Tuna tersebut di distribusikan ke Kota Medan, Provinsi Sumatera Utara.

Ia mengharapkan, Plt Gubernur Aceh dapat memperhatikan nasib nelayan Aceh, dan menstabilkan harga ikan.

"Kita tidak meminta harga ikan dinaikkan, tapi kita meminta agar pemerintah bisa menstabilkan harga ikan," ujarnya.

Sebutnya, harga ikan tangkapan lokal perkilogram terkadang Rp15 ribu, Rp25 ribu, bahkan juga bisa hanya dikisaran Rp5 ribu. Harga ikan tergantung bagaimana diatur oleh tengkulak. Oleh karena itu, ia meminta supaya pemerintah Aceh dapat bertindak tegas dalam menstabilkan harga ikan di Aceh, ditambah lagi sejak kondisi pandemi Covid-19 ini mereka sudah kehilangan demand (permintaan) ekspor tuna sampai dengan 50%. (Red)

News

Kabar Aceh

×
Berita Terbaru Update