Aceh Timur – “Alhamdulillah, segala puji hanya milik Allah, bersyukur dan selalu tawakal kepada Allah. Betapa tidak? Seandainya saja ada kata-kata yang tersisa saat kami berkunjung ke rumah keluarga Bu Nurhadi akan kami gunakan untuk berterima kasih lagi dan lagi kepada Allah Swt.”
Itulah sepenggal curahan hati anggota Masyarakat Relawan Indonesia (MRI) Aceh Timur – Aksi Cepat Tanggap (ACT) Aceh Abu Bakar, Senin 8 Juni 2020 usai bertemu Nurhadi, ibu dari tiga anak alami lumpuh layu, di kediamannya di Desa Alue Buloh Sa, Simpang Ulim, Aceh Timur.
Abu Bakar tidak datang seorang diri. Ia ditemani Yulizar dan Imam Reza. Ketiga tak sanggup mendengar tangisan penuh syukur Nurhadi usai menerima santunan santunan biaya pengobatan anaknya yang digalang oleh ACT Aceh melalui platform Kitabisa.com.
“Jangankan untuk merasakan hal yang sama, mendengar dan melihat isak tangis dari orang tua anak-anak lumpuh layu saja kami tak sanggup,” tulisnya melalui pesan WhatsApp.
Nurhadi berasal dari kalangan kurang mampu. Berkali-kali ia terpaksa menunda pengobatan tiga anaknya yakni Jasril Muna (15), Muhammad Danil (11), dan Ismuhar (9). Mereka mengalami kelumpuhan saat berusia 7 dan 8 tahun. Sedangkan anak bungsunya, Nursyifa yang belum menginjak bangku sekolah kondisinya dalam keadaan sehat.
Dulu pernah Nurhadi ingin kembali menjalankan usaha menjual pisang goreng dan kue basah. Namun, akibat terlilit sulitnya ekonomi, ia tidak punya modal menyalurkan niat berbisnis kecil-kecilan. “Keluarga kami berusaha bertahan menghadapi kebutuhan hidup, terlebih di saat pandemi begini, kondisi jadi semakin sulit. Sejak dalam pendampingan ACT berupa santunan dan biaya pengobatan, kami sangat terbantu,” imbuhnya.
Sementara suaminya, Husaini, bekerja serabutan demi memenuhi kebutuhan keluarga. Pendapatannya jauh dari kata cukup membawa anak-anaknya berobat ke tempat lain baik. Kini anak-anaknya hanya menjalani pengobatan urut rutin untuk merangsang saraf-saraf kaki mereka. Alhamdulillah, kondisi mereka ada perkembangan positif. Ia berharap anaknya dapat dibawa berobat ke dokter spesialis di rumah sakit agar kondisi kesehatan mereka meningkat jauh.
Husaini dan Nurhadi memiliki impian membawa anaknya berobat ke rumah sakit berfasilitas lengkap. Lagi-lagi biaya menjadi faktor mereka mengurungkan niatnya itu. Mereka berharap masih ada dermawan di luar sana yang ingin membantunya berjuang demi tiga buah hatinya.
“Dengan bantuan yang kami peroleh ini (santunan), harapan kami bisa membawa anak-anak berobat sampai mereka bisa berjalan normal seperti anak-anak lainnya,” ucap Husaini.