Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

IKAMAPA Bogor Gelar Silaturrahmi dan Seminar Nasional Tentang Tantangan Pembangunan Pertanian

Jumat, 26 Juni 2020 | 10.40 WIB Last Updated 2020-06-26T03:40:05Z
Banda Aceh - Alumni Ikatan Keluarga Mahasiswa Pascasarjana Aceh (IKAMAPA) Bogor telah menggelar kegiatan Silaturrahmi dan Seminar Nasional yang bertajuk "Tantangan Pembangunan Pertanian  dalam Konteks Pembangunan Daerah". Kegiatan ini dilaksanakan secara virtual yang berlangsung pada Kamis 25 Juni 2020 melalui aplikasi Zoom meeting dan livestreaming Youtube, Jumat 25 Juni 2020.

Kegiatan ini di buka langsung oleh Dr. Rahmat Fadhil, M.Sc selaku Host acara dan menyebutkan bahwa kegiatan ini terselenggara atas kerjasama para alumni Ikatan Keluarga Mahasiswa Pascasarjana Aceh (IKAMAPA) Bogor dan Universitas Syiah Kuala, serta mendapat dukungan penuh dari Kadin Aceh dan beberapa media lokal.

Sementara Drh. Faisal Jamin, M.Si, selaku ketua panitia pelaksana kegiatan menyampaikan bahwa kegiatan ini adalah wadah untuk mengumpulkan para alumni IKAMAPA dengan berbagai profesi serta bidang keilmuan yang tersebar di berbagai daerah untuk sama-sama berkontribusi dalam pembangunan Aceh kedepan baik melalui pemikiran maupun tindakan nyata yang dapat dilakukan oleh masing-masing individu.

Acara yang turut diberikan pengantar diskusi oleh Dr. Ir. Basri A. Bakar, M.Si, yang merupakan Kepala Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Aceh dan juga salah satu alumni IKAMAPA, dalam kata sambutannya sangat mengapresiasi usaha yang telah dilakukan panitia dalam membentuk wadah guna mempererat tali silaturrahmi serta bertukar pikiran dalam membangun sektor pertanian di Aceh ini.

Panitia pelaksana kegiatan menghadirkan sejumlah pakar dari berbagai Lembaga terkait untuk mengulas berbagai tantangan dan peluang dalam pembangunan Aceh kedepan khususnya di sektor pertanian, baik tingkat hulu maupun hilir (sub-sektor agroindustri).

Adapun pakar yang diundang adalah Prof. Dr. Ir. Abubakar Karim, MS (Ketua Senat Universitas Syiah Kuala dan juga pernah menjabat Ketua BAPPEDA Provinsi Aceh 2012-2015), Prof. Dr. Ir. Tajuddin Bantacut, M.Sc (Guru Besar Teknologi Industri Pertanian di IPB University dan konsultan ahli pada beberapa BUMN di Jakarta), Ir. Razali, AR M.Si (Sekretaris Dirjen PDT Kementerian Desa dan Transmigrasi serta Mantan Plt. Bupati Aceh Singkil) dan Dr. Ir. Agussabti, M.Si (Wakil Rektor II Universitas Syiah Kuala yang juga penulis buku Penyuluhan Pertanian Berbasis Syariah).

Prof. Abubakar Karim dalam pemaparannya menyebutkan terdapat tiga indikator utama yang harus diperhatikan dalam pembangunan pertanian berkelanjutan yakni aspek ekonomi, sosial, dan lingkungan.

“Jika ditinjau dari ketiga aspek tersebut, pembangunan pertanian di Aceh belum bisa dikategorikan kedalam pertanian berkelanjutan karena baru dapat memenuhi aspek sosial, sedangkan aspek ekonomi dan lingkungan belum terpenuhi. Untuk itu sangat diperlukan kerjasama berbagai stekholder dalam menghasilkan berbagai regulasi untuk memperbaiki sistem pertanian di Aceh,” jelas beliau dengan sangat baik.

Pemateri kedua, Prof. Dr. Ir. Tajuddin Bantacut, M.Sc dalam materi menjelaskan bahwa, pembangunan pertanian secara nasional saat ini belum benar-benar berpihak kepada petani. Dalam pembangunan pertanian semestinya hal utama yang menjadi tolak ukur adalah tingkat kesejahteraan petani, bukan semata-mata mengejar kuantitas atau kualitas produk.

“Pemerintah harus mampu meningkatkan dan menjamin kesejahteraan petani, karena sejatinya petanilah aktor utama penopang ketersediaan  kebutuhan pangan bagi seluruh masyarakat” ujar beliau dengan sangat tegas. Dalam kesempatan ini, Guru Besar Teknologi Industri Pertanian IPB University ini juga menyampaikan beberapa rekomendasi dan strategi dalam pengembangan agroindustri sebagai media peningkatan nilai tambah produk pertanian lokal yang nantinya akan dapat meningkatkan kesejahteraan petani serta kemandirian pangan di Aceh.

Sementara, Ir. Razali AR, M.Si dalam paparannya menjelaskan bahwa pemerintah saat ini melalui Kementrian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi telah menghadirkan berbagai program untuk dapat meningkatkan kesejahteraan petani di Indonesia seperti program padat karya tunai desa, pelaksanaan keamanan pangan desa, pengembangan prudes dan prukades, pendayagunaan sumberdaya alam dan teknologi tepat guna, serta berbagai program unggulan lainnya. Harapannya, program-program ini dapat membantu masyarakat dalam meningkatkan taraf hidupnya.

Pembicara terakhir pada sesi pemaparan materi Dr. Ir. Agussabti M.Si menyebutkan, untuk membangun sektor pertanian Aceh diperlukan pendekatan kearifan lokal. Terlebih petanian di Aceh yang sebenarnya sejak zaman dahulu sudah memiliki suatu sistem kelembagaan pengelolaan pertanian yang sangat lengkap. Dr Agus menambahkan bahwa “perkembangan teknologi sejatinya tidak membuat kita menghilangkan nilai-nilai kearifan lokal dalam mengelola pertanian. Pergeseran budaya ini secara tidak langsung akan mempengaruhi keberlanjutan pertanian di masa yang akan dating,” terang beliau dalam sesi akhir tersebut.

Acara yang dipandu oleh Moderator Dr. Dahlan M.Si berlangsung sukses yang diikuti sekitar 570 peserta dari berbagai instansi dan daerah. Dr. Dahlan juga menjelaskan kedepan akan mengadakan seminar dengan bahasan yang lebih spesifik dengan menghadirkan para narasumber dari berbagai bidang terkait. “Kedepan kita akan melaksanakan juga kegiatan yang sama dengan menghadirkan sejumlah narasumber sebagai pelaku langsung, supaya akar permasalahan akan lebih jelas terkait dengan skema pembangunan pertanian Aceh,” demikian pungkasnya.

Menurut Husaini Yusuf, SP, M.Si sebagai peneliti BPTP dan salah satu penggagas seminar nasional tersebut yang turut didampingi langsung oleh Fakhrurrazi, STP, M.Si sebagai co-host acara, menyebutkan bahwa kegiatan alumni IKAMAPA ini adalah impian, harapan dan cita-cita banyak pihak, terutama alumni IKAMAPA untuk menjalin silaturrahmi dan mempererat persaudaraan, baik generasi yang tua maupun generasi yang lebih muda-muda saat ini. Turut mensukseskan kegiatan seminar juga atas dukungan Samsul Bahri, S.Pi, M.Si, wartawan serba bisa yang juga aktivis media. (Red)

News

Kabar Aceh

×
Berita Terbaru Update