Banda Aceh - Cuaca ekstrem dan banjir seperti yang terjadi belakangan ini dapat meningkatkan risiko penyebaran penyakit, salah satunya demam berdarah (DBD) di musim hujan.
Menurut Lembaga Kesehatan Dunia WHO, banjir secara tidak langsung dapat menyebabkan peningkatan penyakit yang ditularkan melalui vektor atau hewan pembawa penyakit, misalnya lalat, kutu, tikus, ular, siput air tawar, dan nyamuk.
Air yang tergenang akibat hujan dapat menjadi surga bagi nyamuk untuk berkembang biak dengan leluasa. Apalagi, nyamuk dapat menyebarkan berbagai penyakit seperti malaria dan DBD.
The Centers for Disease Control and Prevention (CDC) memperkirakan bahwa 400 juta orang terjangkit DBD setiap tahunnya. Hal ini juga selaras dengan apa yang dilansir oleh Kementerian Kesehatan, yang cenderung meningkat dari tahun ke tahun. Ini merupakan angka yang cukup serius, karena penyakit ini jika tidak ditangani dengan adekuat akan menimbulkan kematian.
Penyakit demam berdarah menyebar melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti, yang mentransmisikan virus DBD. Nyamuk yang berkembang biak di air yang tergenang ini biasanya menyerang di siang dan petang hari, baik di dalam maupun di luar rumah.
Seseorang yang tergigit dan terinfeksi Aedes aegypti akan merasakan satu atau lebih gejala demam berdarah, antara lain demam selama 3-7 hari, sakit kepala hebat, nyeri otot dan sendi, kehilangan nafsu makan, mual, muntah, diare, ruam pada kulit, dan pendarahan mukosa (hidung dan gusi).
Menurut Ketua Umum Badan Komunikasi Pemuda Remaja Mesjid Indonesia (BKPRMI) Daerah Banda Aceh, Bukhari, "Perlunya kesadaran masyarakat akan dampak dari cuaca ekstrim dan banjir yang akhir-akhir terjadi di Banda Aceh dan sekitar", imbuhnya.
Hal lain juga disampaikan oleh Wakil Direktur Daerah Lembaga Pemberdayaan dan Penguatan Kesehatan Masyarakat BKPRMI Daerah Banda Aceh yang juga seorang Dokter Muda yang sedang menjalani pendidikan di RSUDZA, T. Andi Syahputra, "Pencegahan sebaiknya dimulai dari diri sendiri dan lingkungan tempat tinggal sekitar. Sehingga hal tersebut dapat mengurangi angka pesakitan dan penderitaan masyarakat dari kondisi cuaca yang tidak menentu", tutupnya.
Merangkum dari berbagai sumber, terdapat 11 langkah yang dapat dilakukan untuk mengurangi paparan terhadap nyamuk Aedes aegypti dan terkena demam berdarah, antara lain:
1. Oleskan lotion antinyamuk pada bagian tubuh atau kulit untuk mencegah gigitan nyamuk. Jam rawan nyamuk menyerang berkisar pukul 16.00-19.00. Tapi jangan oleskan di permukaan yang luka atau lecet, dekat mata dan mulut. Setelah itu jangan lupa untuk mencuci tangan.
2. Kenakan celana panjang dan baju lengan panjang untuk menutupi kulit Anda.
3. Pasang kelambu atau kasa nyamuk di tempat tidur, terutama untuk bayi.
4. Hindari menggantung terlalu banyak pakaian bekas pakai karena nyamuk menyukai aroma keringat manusia.
5. Semprotkan obat pembunuh serangga di sudut-sudut gelap dalam rumah seperti di kolong tempat tidur, sofa, maupun di balik tirai.
6. Tutup semua wadah dan hindari genangan air seperti ember buangan AC, penadah hujan. Untuk bak mandi, kuras setidaknya seminggu sekali untuk mencegah perkembangbiakan nyamuk di dalam rumah.
7. Gemburkan tanah pada pot untuk mencegah tergenangnya air.
8. Kubur barang-barang yang dapat menampung air seperti plastik, ban bekas, drum, batok kelapa, pot, kaleng atau botol bekas yang sudah tak terpakai.
9. Pangkas pohon yang terlalu rimbun, buang semua daun yang berguguran dan sampah yang menumpuk, serta bersihkan kotoran yang menyumbat di talang atap.
10. Tabur insektisida pembunuh serangga di selokan dan talang atap.
11. Segera bersihkan rumah setelah banjir surut agar menghindari lembap, tumbuhnya jamur, dan bersarangnya nyamuk. (Red)