"Dengan suasana Covid-19 ini, kami tetap melakukan pengawasan, tetapi tetap sesuai dengan kerangka protokol pencegahan Covid-19," kata Kepala B-POM Banda Aceh, Zulkifli, Senin, 4 April 2020.
Zulkifli mengatakan, sejak minggu lalu sampai hari ini pihaknya masih terus melakukan pengawasan terhadap makanan yang beredar di bulan ramadan.
Sejauh ini, kata Zulkifli, BPOM telah mengecek langsung sarana distribusi pangan yang ada di Banda Aceh dan Aceh Besar, hal itu penting dilakukan karena memang sumber makanan diedarkan dari sana.
"Dari mulai tanggal 27 sampai 30 April, kita sudah mengawasi 20 sarana distributor pangan, artinya kita sudah datangi 9 di Banda Aceh dan 9 Aceh Besar," ujarnya.
Zulkifli menyampaikan, selain ke distributor, BPOM juga melakukan pengawasan makanan takjil di berbagai titik penjualan seputaran Kota Banda Aceh, seperti di kawasan jalan garuda dan pasar Aceh. Namun, belum ditemukan permasalahan.
"Dari 25 sampel yang disampling, alhamdulillah Mie Aceh kita aman, tidak ada dicampur borak didalamnya. Dalam minggu ini kita juga akan lakukan sampling lagi baik di Banda Aceh maupun Aceh Besar," ucapnya.
Untuk pengawasan di kabupaten/kota lainnya di Aceh, BPOM harus melakukan koordinasi dengan teman-teman Dinas Kesehatan (Dinkes) kabupaten/kota se Aceh. Mengingat, tahun ini mereka tidak bisa turun langsung seperti biasanya.
"Kita berikan anggaran perjalanan, pembelian sampel, pengiriman sampel untuk diuji. Artinya, pengawasan tetap dilakukan di kabupaten/kota," sebut Zulkifli.
Zulkifli juga menuturkan, dalam rangka pengawasan takjil, BPOM juga sekaligus melakukan sosialisasi dengan masyarakat bagaimana pengawasan pangan di masa pandemi ini.
"Kita berharap temuan tahun lalu tidak ditemukan lagi, khususnya di Banda Aceh. Kepada para pengusaha untuk selalu menjaga makanan khas Aceh seperti mie agar selalu aman dikonsumsi masyarakat," tutup Zulkifli.(Red)
