wartanasional.co, Banda Aceh – Berdasarkan data
yang diperoleh BKKBN Aceh, angka ibu bayi yang menyusui atau pemberian ASI
secara eksklusif hanya 23 persen di Aceh. Sedangkan angka tidak menyusui
dengan ASI mencapai 77 persen.
Hal tersebut disampaikan Kepala BKKBN Aceh
Sahidal Kastri, di sela-sela Rapat Kerja Daerah (Rakerda) BKKBN Aceh Program
Pembangunan Keluarga, Kependudukan, dan Keluarga Bencana (Banggakencana) di
Hermes Palace Hotel, Kota Banda Aceh, Selasa, 10 Maret 2020.
Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana
Nasional (BKKBN) Aceh, merilis angka pemberian Air Susu Ibu (ASI) secara
eksklusif di Aceh rendah. Hal ini berdampak buruk terhadap perkembangan
bayi akan terjadinya stunting
“Angka ini sangat rendah, akan berdampak buruk
terhadap pertumbuhan dan pola asuh bayi. Patut dipertanyakan kenapa ibu-ibu di
Aceh malas memberikan ASI secara eksklusif. Padahal ASI sangat baik untuk
pertumbuhan bayi,” ujar Sahidal.
Dia menyebutkan, terkait minimnya angka pemberian
ASI di Aceh akan berdampak meningkatnya masalah stunting. Namun pola asuh
menyusui ASI harus ditingkatkan, sehinga tidak akan berimbas terjadi stunting
di Aceh.
Ia menambahkan kalau masalah gizi di Aceh
melimpah ruah, faktor yang menyebabkan stunting anak-anak Aceh ini sedikit kali
lah. Faktor utama stunting adalah pemberian ASI nya itu rendah. Yakni 77
persen tak memberikan ASI secara ekslusif dan hanya 23 persen saja yang
memberikan ASI ekslusif.
"Kami sedang menggenjot program untuk penurunan
indikator angka kematian ibu dan balita, sekaligus menjaga kesehatan ibu dan
balita. “Tentu ibu sehat, balita sehat, BKKBN sedang menggenjot untuk
meminimalisir angka kematian ibu bayi,” ujarnya.
"Kami mengharapkan terjalinnya koordinasi yang sinergis antara Perwakilan BKKBN dengan pemerintah daerah Aceh, baik di tingkat provinsi maupun kabupaten/kota serta mitra kerja lainnya. program Banggakencana yang dulu disebut dengan KKBPK. Dijelaskannya, istilah Banggakencana digunakan untuk memudahkan penyebutan program, yang secara nomenklatur resmi adalah program Kependudukan, Keluarga Berencana Dan Pembanguann Keluarga (KKBPK)."tutupnya.(Red)