Bupati Aceh Besar Ir H Mawardi Ali saat meninjau lahan garam Gampong Lam Ujong, Kecamatan Baitusalam, Jumat (6/9/2019). |
Lahan garam Gampong Lam Ujong yang sisanya sekitar 2 hektar tersebut dikerjakan oleh 10 orang dengan jumlah produksi mencapai 100 Kg perhari. Salah seorang petani Azhar saat dijumpai Bupati Aceh Besar menyampaikan bahwa saat ini beberapa warung makan berkelas di Banda Aceh hanya mau membeli garam Lam Ujong. "Warung makan sekelas Lem Bakri dan Hasan tidak mau garam lain. Mereka pesan satu karung setiap minggunya," ungkapnya.
Azhar bukan sekedar petani garam , tetapi sudah sangat ahli dalam mengolah, mengelola, memasarkan hingga diminta menjadi tutor produksi garam ke beberapa Kab/kota seperti Pidie Jaya hingga Aceh Selatan. "Harga jual garam produksi Lam Ujong saat ini mencapai Rp 5.000/Kg," terang Azhar kepada Bupati H Mawardi Ali.
Sehingga dengan harga demikian, sangat layak dengan proses produksi yang sudah mudah saat ini. Untuk itu, Ia berharap agar pemerintah dapat membantu alat transportasi angkutan supaya lebih memudahkan distribusi ke luar dan tidak terbebani lagi dengan angkutan sewa.
Pada kesempatan itu, Bupati Aceh Besar meminta agar sisa lahan produksi garam tersebut tidak dijual dan pemerintah tidak akan mengeluarkan lagi izin pembangunan perumahan disana, seiring itu juga akan mengkaji lokasi pengembangan garam baru. "Garam disini sangat bagus kualitasnya dan bewarna putih kapas dan ini perlu diketahui oleh masyarakat luar," tutur Mawardi.
Bupati Mawardi Ali meminta Kadis Perikanan dan Kelautan Aceh Besar Agus Husni agar mengalokasikan anggaran untuk kebutuhan petani garam Lam Ujong. Sehingga dengan dana tersebut agar proses produksi dan distribusi lebih mudah lagi.
Turut juga bersama Bupati Aceh Besar meninjau lahan garam, Kepala DKP Aceh Besar Agus Husni SP, Direktur PDAM Tirta Mountala Ir Sulaiman, Camat Baitussalam Abubakar SAg.